Sunday, June 29, 2008

another stupid (love)poems, part II

oke. saya kembali. dengan serial puisi puisi bodoh saya. hahahha. oia, alasan kenapa gw nulis puisi ini, karena,
saya menunggu final euro 2008 antara
SPAIN vs. GERMANY
woo-hoo!

I don't know who will win, but whoever wins, they deserve it. haha. Oke. kembali ke topik, love poems. eh tunggu! gw agak sedih sejujurnya, karena David Villa ga mainnnn huhuuuuuu :'( dia ada cidera -.- but that makes my fabregas plays from the very first. hihi. oke. love poems, cahya. fokus! inilah puisi saya, (hopefully) enjoy!

------

Sakit

Sakit gigi itu sakit, ngilu, dan uhh, gigimu tampak jelek, mukamu yang menahan sakit itu juga.
Sakit pilek itu sakit, lemah, dan mukamu yang pucat dan menggigil itu jelek.
Pusing itu sakit, nyut-nyutan, dan mukamu yang berputar-putar itu jelek.
Sakit itu memang sakit, tapi tidak ada di sejarah yang namanya sakit sesakit sakit hati.
sakit hati itu sakitnya minta ampun. seperti kau sakit gigi, pilek, pusing, SARS, dan Flu Burung bersamaan.
hatimu sakit, mentalmu capek, matamu sembab bekas menangis, tubuhmu capek menangis seharian.
sakit hati. ah. kata orang hati berguna, tapi, ketika sakit, seakan-akan aku ingin menghilangkannya.
biarlah ku tak punya hati, yang penting ku tak merasakan sakit, sakit, sakit hati.
sakit, sakitnya ini sangat sakti!
jika hatimu coklat, seakan akan ada anak gendut siap mematah-matahkan coklat itu.
jika hatimu kue keberuntungan, seakan akan ada orang yang demam hal hal fana siap mengambilmu.
jika hatimu koran, kau hanya menunggu halamanmu lusuh, sebelum akhirnya dicabik-cabik juga oleh pemungut sampah.
hati memang keji, tapi kau, yang membuatnya sakit, lebih keji.
seperti yang kubilang, sakit hati itu sakitnya sakti.

Cahya, Sunday, June 29 2008, 11:30 PM

---------
Habis Gelap Terbitlah Terang, Lalu?
Habis gelap, terbitlah terang.
tapi tak ada yang tahu habis terang, apa yang terbit. Gelapkah menguasai? Atau terangkah selamanya?
Analogi kan ini, hatiku adalah koran bodoh, yang berisi berita-berita melulu tentang korupsi.
hatiku menunggu halaman-halamannya untuk lusuh dan tidak berharga.
hatiku menunggu untuk seseorang untuk memungutnya, mengambilnya, membacanya, atau bahkan diduduki, hatiku pun senang.
hatiku menunggu menunggu dan menunggu.
tapi hatiku tidak bisa menunggu selama itu.
kalimat kalimat berita itu sudah kuno. begitu pun hatinya. hatinya menunggu, bahkan sampai laba laba pun bersarang.
lupakanlah koran hati bodoh itu. bawalah ke pabrik. daur ulangkan lah hatinya!
terbitlah terang, secercah harapan baru, lembaran lembaran baru.
menunggu lagi dan lagi.
menunggu apa yang terjadi sekarang.
gelapkah lagi hatiku? terangkah hatiku?
ah, aku tak tahu, biarkan aku menunggu disini.
menunggu hatiku yang sedang menunggu.

Cahya, Sunday June 29 2008, 11:33 PM

No comments: