Friday, June 20, 2008

poem part II, another stupid (hatred)poems

okay. i come back and my hands are itching to write poems. (maksud gw disitu, tangan gw gatel pengen nulis -ngetik- puisi, tapi apa daya bahasa inggris tak sampai. ahah). now, it's not love that inspires me, but my lovely hatred people. well, you might not know, but, i guess you can see it by another stupid (hatred)poems i wrote below. comments appreciated

----

Sampah
Kau memakai baju indah mu yang menutup-nutupi segala kekuranganmu, dan kau bertambah cantik, sangat cantik.
Kau memoleskan segala kepalsuan itu di mukamu, di dan kau bertambah indah, sangat indah.
Kau berkata dengan segala racun dan bisa dan kebohonganmu, dan kau bertambah manis, sangat manis.
Kau injak kami, kau merasa seakan langit ada di tangan kananmu dan bumi ada di tangan kirimu.
Kau tertawa, bersuka. Kami merana, kecewa, marah!
Kau dengan seenaknya menjadi sebuah diktator kejam tanpa perasaan.

Kau tersenyum indah, sangat indah, seperti senyuman penuh kasih, ria, canda.
Kau datang menangis tersedu-sedu, kasihan, sungguh kasihan.
Kau datang merangkulku, menciumku, berbaik hati kepadaku, baik, sangat baik.
Kau munafik! Kau tinggalkan, datang, tinggalkan, datang.
Kau kira kami apa? Makanan? A stupid heck piece of a damp cloth?
Kau katakan aku tidak bisa, bantu aku. Dan bodoh, sangat bodoh, kami membantumu.
Kau dengan seenaknya menjadi sebuah munafik kejam tanpa perasaan.

Hei, kau! Tidakkah kau memperhatikan kami?
Tidakkah kau melihat garis muka kami?
Tidakkah kau pernah sekali saja mendengar apa kata kami?
Kau kira kau apa? Tuhan? Nabi? Raja? Ratu?
Kuberitahu, kau tidak lebih dari seonggok sampah yang tergeletak di depan rumahku.


17 April 2008, 10:16 PM
*puisi ini dibuat sudah lama tapi belum sempat dipublikasikan. berikut juga puisi dibawah ini


-----

Eksistensi dan keberadaan
Anggap dirimu ahli, anggap dirimu dewa, anggap dirimu Tuhan.
Sebut dirimu ahli, ya kau ahli, ahli kemunafikan
Sebut dirimu dewa, ya kau dewa, dewa dari segala dewa kebohongan, dewa kematian.
Sebut dirimu Tuhan, bukan, kau bukan Tuhan, dan tidak akan untuk selamanya.
Anggap diriku sampah, anggap diriku tidak terlihat, anggap saja kami tidak disini.
Sebut diriku sampah, ya aku sampah, yang hanya bisa menerima kenyataan bahwa kami tidak berbakat
Sebut diriku tidak terlihat, ya aku tidak terlihat, aku tidak ada, tidak ada bukti kuat untuk keeksistensian aku.
Sebut diri kami tidak disini, bukan, kami terlihat, hanya tidak ada yang mengakui kami dan mengagumi kami dan mengakui keeksistensian kami.

Oh, betapa indah karyamu. Betapa agung!
Oh, sebegitu kuatnya karyamu, aku lelah dibuatnya.
Oh, sebegitu indahkah karyamu, sampai karya kami lenyap, hilang, selama-lamanya?

Kami tidak butuh kejayaan sebanyak kau, kami tidak butuh keagungan sebanyak kau, kami tidak butuh kemenangan sebanyak kau.
Kami tidak butuh dan kami tidak ingin.
Kami hanya ingin keeksistensian, keadaan, pengakuan bahwa kami ada, yang selama ini terlupakan karenamu, karena karyamu, dan karena sifatmu yang penuh dusta dan bisa.
Penuh dusta, bisa, kebohongan, kemunafikan, kesombongan, penuh denganmu.


17 April 2008,10:28 PM

*puisi ini didedikasikan oleh orang yang banggga atas yang dia punya, dan bangga untuk memamerkannya di depan orang2 yang bekerja keras tanpa dihargai. Kamikaze, kau tahu maksud saya :D

--------

No comments: